Nilai transaksi dan jumlah investor aset kripto di Indonesia mengalami peningkatan pada bulan Februari 2024. Sentimen positif ini sejalan dengan kenaikan harga aset-aset kripto.


Menurut Tirta Karma Sanjaya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), nilai transaksi kripto meningkat sekitar Rp 30 triliun pada bulan tersebut, melampaui catatan bulan Januari sebesar Rp 21,57 triliun.


Sementara itu, jumlah investor kripto di Indonesia diperkirakan telah mencapai 19 juta orang pada bulan Februari 2024, naik dari 18,83 juta orang pada bulan sebelumnya.


Tirta mengungkapkan bahwa kenaikan transaksi tersebut sejalan dengan lonjakan harga Bitcoin dan beberapa altcoin. Dia optimistis bahwa tren positif ini akan berlanjut di bulan Maret.


Dia juga berharap nilai transaksi kripto di Indonesia pada tahun 2024 dapat menyamai tingkat tahun 2022, yang mencapai sekitar Rp 306,4 triliun. Bahkan, dia berharap transaksi aset kripto tahun depan dapat mencapai rekor tahun 2021, yang mencatat sekitar Rp 859,4 triliun.


Tirta mengatakan bahwa sentimen positif untuk kenaikan nilai transaksi kripto berasal dari lonjakan harga Bitcoin, yang dipicu oleh persetujuan Bitcoin ETF di awal tahun 2024. Namun, dia menekankan bahwa pengembangan produk ETF ini masih terlalu awal untuk diterapkan di Indonesia.


Bappebti dan Aspakrindo sedang berusaha untuk meringankan besaran pajak transaksi aset kripto guna meningkatkan aktivitas perdagangan kripto di Indonesia. Meskipun demikian, Tirta mengatakan bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan dalam hal ini, dan pemerintah sedang mencari solusi terbaik.


Robby, Chief Compliance Officer (CCO) Reku, juga menekankan pentingnya memilih platform investasi yang berizin dan diawasi oleh regulator. Reku, sebagai salah satu platform perdagangan aset kripto yang resmi, berkomitmen untuk menjaga keamanan dan kepercayaan pengguna melalui Portal Transparansi dan kolaborasi dengan regulator serta pemangku kepentingan lainnya.


Sumber: Kontan