Bitcoin (BTC) sempat turun di bawah $92.000 pada Senin karena aksi ambil untung sebelum pulih ke $92.800 pada Selasa pagi. Namun, trader memperkirakan pergerakan besar tidak akan terjadi hingga Februari. QCP Capital menyebutkan, "Rata-rata pengembalian Januari (+3,3%) mirip dengan Desember (+4,8%), dan pemulihan harga mungkin baru dimulai setelah Februari."


Pasar opsi juga menunjukkan tren serupa, dengan banyak trader membeli opsi beli (Call) untuk Maret. Ini mencerminkan optimisme bahwa harga BTC akan naik pada bulan tersebut. Namun, Desember menjadi bulan terburuk sejak 2021, dengan BTC turun sekitar 4% karena aksi jual oleh investor ritel dan pemegang jangka panjang setelah kenaikan tahunan 117%.


ETF berbasis Bitcoin juga mencatat arus keluar besar $420 juta menjelang akhir tahun, termasuk $154 juta dari Fidelity (FBTC) dan $130 juta dari Grayscale (GBTC). Total arus keluar sejak 19 Desember mencapai $1,5 miliar, mengakhiri tren positif sebelumnya yang sempat mencatat arus masuk $2 miliar di awal bulan.


Di sisi lain, MicroStrategy kembali membeli 2.138 BTC senilai $209 juta minggu lalu, meningkatkan total kepemilikan mereka menjadi 446.400 BTC. Namun, pembelian ini tidak mampu mendorong harga BTC, yang tetap lemah.


Sumber: CoinDesk